Nurindah Ade Pertiwi
15510174
4PA06
Sistem informasi
dapat didefinisikan dengan menggunakan dua perspektif, yaitu dari perspektif
struktur dan fungsinya. Berdasarkan fungsinya, sistem informasi dijabarkan
sebagai implementasi pemanfaatan media teknologi untuk tujuan perekaman,
penyimpanan, dan penyebaran ekspresi berbahasa, serta untuk membantu proses
penarikan kesimpulan. Sedangkan berdasarkan perspektif strukturalnya, sebuah
sistem informasi terdiri dari sekelompok orang, proses, data, model, teknologi,
perintah bahasa, yang kemudian membentuk struktur yang kohesif untuk membantu
dalam pencapaian tujuan dan fungsi dari suatu organisasi. Pendefinisian
berdasarkan struktural ini memberikan gambaran yang jelas bahwa sistem
informasi adalah sistem yang bersifat sosio-teknis; yaitu sistem yang terdiri
dari manusia, perilaku manusia, serta konsep dan teknisnya (Fuad, 2011). Secara
teknis, sistem informasi adalah sistem terbuka yang menghasilkan informasi
dengan menggunakan siklus input, proses, dan output yang berfungsi untuk
membantu individu atau kelompok dalam aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pengontrolan, dan pengambilan keputusan (Bima, 2005).
Sistem informasi merupakan ilmu yang berbeda kawasannya
dengan ilmu lain yang memerlukan penelitian, namun juga bermanfaat dalam
memberikan referensi terhadap kemajuan dalam perkembangan disiplin ilmu-ilmu
tersebut. Sistem informasi mampu mengatasi masalah yang dianggap relevan oleh
para sarjana dari berbagai bidang ilmu dengan cara yang konsisten dan sesuai
kaidah penelitian yang mereka hadapi. Salah satu bidang pengetahuan yang
memerlukan sistem informasi adalah bidang ilmu psikologi (Kock, 2009). Psikologi
yang berasal dari kata Yunani “psyche” dan “logos” merupakan ilmu yang
mempelajari jiwa (Sarwono, 2009). Psikologi juga dapat dikatakan sebagai ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia. Metode keilmuan dalam bidang psikologi
menggunakan metode observasi, metode sistematik objektif, metode survey,
nomothetik idiografik, metode eksperimen (Irwanto, Herman, Hadisoepadma,
Priyani, Wismanto, dan Fernandes 1989). Dalam pelaksanaan metode keilmuan,
keberadaan sistem informasi terutama yang berbasis komputer sangat membantu
mempermudah pengolahan datanya. Peranan komputer dalam pengelolaan informasi
sudah tidak asing lagi dalam berbagai bidang disiplin ilmu (Danie &
Supratiwi, 2005). Alat bantu skoring dan intepretasi tes EPPS dan Kraeplin yang
dikembangkan oleh seorang psikolog klinis, Dr. Ira Puspitawati, adalah salah
satu bentuk peranan sistem informasi berbasis komputer dalam mempermudah metode
psikodiagnostik (Puspitawati, 2005).
Dari uraian
yang sudah disebutkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi
psikologi adalah implementasi pemanfaatan media teknologi untuk tujuan
mempermudah siklus input, proses, dan output dalam pengolahan metode keilmuan
psikologi.
Danie, D.
R., Supratiwi, W. (2005). Sistem informasi manajemen. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Fuad, S. 2011. Definitions and components what is an information
sistem. Retrieved 10 1, 2012 from http://uotechnology.edu.iq/sweit/Lectures/SarmadFuad-MIS/MIS_Lecture_3.pdf
Sarwono, S. W.
(2009). Jakarta: Rajawali Press.
Irwanto, Elia, Hadisoepadma, Priyani, Wismanto & Fernandes.
(1989). Psikologi umum.Jakarta:
Gramedia.
Kock, N. (2009). Information system theorizing based on evolutionary
psychology: an interdiciplinary review and theory integration framework. MIS Quarterly Vol. 33 No. 2 , 395-418.
Kurniawan,
A. B. (n.d.). Staffsite. Retrieved 10 1, 2012, from Staffsite
Universitas Gunadarma: http://staffsite.gunadarma.ac.id/bima/index.php?stateid=files.
Puspitawati, I. (2005) Staffsite.
Retrieved 10 1, 2012, from Staffsite Universitas Gunadarma:
http://staffsite.gunadarma.ac.id/iraps/